Jumat, 30 September 2016


Cara Membuat STORY BOARD yang Baik dan BenarSTORYBOARD

Storyboard adalah : Sketsa gambar yang di buat secara berurutan sesuai naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.

Contoh :
Langkah no.1 Mahasiswa datang menuju parkir membawa motor.
Langkah no.2 Mahasiswa menyerahkan STNK kepada satpam kemudian mahasiswa menerima nomor parkir. Langkah
no.3 Mahasiswa memarkirkan motor di halaman parkir.
Langkah no.4 Mahasiswa sudah bisa melakukan perkuliahan.
Langkah no.5 Mahasiswa selesai perkuliahan dan menuju pos satpam.
Langkah no.6 Mahasiswa menyerahkan nomor parkir. Jika cocok maka petugas pos satpam mengembalikan STNK mahasiswa. Dan mahasiswa bisa mengambil sepeda di halaman parkir. Langkah no.7 Mahasiswa menuju halaman parkir untuk mengambil sepeda.
Langkah yang terakhir Mahasiswa pulang.

Storyboard Storyboard merupakan serangkaian sketsa yang dibuat untuk menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Storyboard juga dapat digunakan untuk menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi terkoordinasi. Fungsi Storyboard, antara lain:
1. Memahami alur gambar/cerita yang dibuat secara sistematis sehingga kecil kemungkinan ada bagian penting yang terlewatkan.
2. Tidak lupa dengan alur gambar/cerita yang sudah direncanakan (sebagai pedoman atau pengingat) pada saat pengambilan gambar atau video maupun editing gambar atau video yang telah diambil.
3. Mudah membaca isi cerita secara visual.
4. Dapat memilih rekaman yang akan diambil sesuai kebutuhan sehingga tidak akan terjadi pemborosan bahan baku shooting (CD/DVD) Sehingga video/animasi yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan keinginan.

Pembuatan Storyboard

Sebelum membuat Storyboard, disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu dalam bentuk rincian naskah yang kemudian akan dituangkan dalam detail grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema.

Batasan produksi terakhir akan dijelaskan supaya sesuai dengan jenis produksi yang ditentukan. Misalnya, Storyboard akan digunakan untuk format film, iklan, kartun, video atau lain-lain.
Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik (jika perlu)
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi (jika ada)
6. Animasi (jika ada)
7. Video (jika ada)
8. Audio (jika ada)
9. Interaksi dengan penonton (jika ada)
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi

CARA MEMBUAT STORYBOARD

BAGIAN-BAGIAN DALAM PEMBUATAN STORYBOARD :
1) Membuat Jalan Cerita
2) Membuat Desain Storyboard
3) Perbaiki Storyboard Anda Ketika Anda merencanakan untuk membuat video, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat storyboard (sketsa gambar yang berurutan sesuai dengan naskah) terlebih dahulu agar Anda dapat membuat naskah cerita menjadi lebih hidup dan Anda dapat menyajikan video tersebut kepada orang lain.
Storyboard adalah rangkaian cerita yang memberikan rincian video, ilustrasi adegan utama – bagaimana latar belakang nya, siapa yang akan ada dalam video, dan adegan apa yang akan ditampilkan. Storyboard biasanya digunakan sebagai contoh adegan film, musik video, produksi TV, dan lain-lain, dan dapat dibuat secara manual atau menggunakan media digital. Bacalah untuk mengetahui bagaimana cara membuat ilustrasi storyboard cerita Anda.
1. MEMBUAT JALAN CERITA
1) Buatlah daftar kronologi atau yang biasa disebut juga dengan timeline.
Membuat parameter mengenai kapan dan dimana cerita akan berlangsung, dan menentukan urutan kejadian cerita yang akan terjadi secara kronologis, merupakan cara terbaik untuk mengatur cerita Anda sehingga Anda dapat mulai mengadaptasikan nya ke dalam sebuah video. Jika cerita Anda tidak linear secara sempurna (contohnya: kembali nya jalan cerita ke masa lalu, maju nya jalan cerita, pergantian perspektif, mengganti resolusi jalan cerita, perjalanan waktu, dll), Anda masih dapat membuat timeline (daftar kronologis) narasi.  Buatlah urutan adegan utama sesuai dengan urutan cerita mana yang akan diceritakan dari awal hingga akhir, karena urutan adegan ini merupakan jalan cerita yang akan ditayangkan pada layar film.  Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, buatlah adegan apa yang akan ditampilkan dan bagaimana urutannya. 2) Ingatlah adegan utama dalam cerita anda. Storyboard dibuat untuk memberitahu penonton inti cerita yang akan dituangkan ke dalam bentuk film. Intinya bukan mencoba untuk menuangkan kembali seluruh rangkaian cerita ke dalam sebuah buku, namun untuk mempertunjukkan bagian utama yang dapat menarik perhatian penonton. Pikirkan cerita Anda dan pikirkan pula adegan utama mana yang ingin Anda gambarkan pada storyboard.  Pilihlah adegan yang menunjukkan jalan cerita dari awal hingga akhir.
 Titik balik cerita merupakan hal penting untuk ditunjukkan. Dalam beberapa waktu bisa saja terjadi perubahan jalan cerita sehingga Anda perlu memasukkan nya ke dalam storyboard.  Anda juga mungkin ingin memberikan perubahan pada latar belakang tempat. Jika cerita dimulai di satu kota dan berpindah ke kota lain, pastikan bahwa hal tersebut sudah jelas ada dalam ilustrasi Anda.  Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, prosesnya pun tidak akan berbeda: pilihlah gambar utama yang akan merepresentasikan arah film dari awal hingga akhir. Sebagai panduan umum, ingat lah bahwa untuk iklan berdurasi 30 detik, storyboard tidak boleh lebih dari 15 kerangka. Gunakan rata-rata 2 detik untuk setiap kerangka.
3) Tentukan seberapa detail jalan cerita anda. Storyboard bisa saja dibuat dengan sangat terperinci, contohnya yaitu dengan memberikan ilustrasi yang menggambarkan setiap cerita. Jika Anda sedang mempersiapkan film dengan durasi yang panjang, Anda perlu bekerja keras untuk mendapatkan storyboard yang terperinci. Namun, Anda bisa saja memotong film tersebut menjadi adegan terpisah dengan masing-masing storyboard. Jika Anda ingin memotong film tersbut, Anda perlu membuat representasi terperinci mengenai perkembangan masing-masing adegan yang juga berguna untuk membuat storyboard tetap teratur selama produksi film.[1]
 Jika Anda sedang membuat film dan Anda ingin memisahkannya adegan-per-adegan, Buatlah apa yang disebut dengan daftar pengambilan gambar (shot list). Anda perlu memikirkan komposisi dan rincian setiap adegan pada shot list yang terlibat dalam proses pembuatan film.  Ingat lah bahwa inti dari storyboard adalah untuk memberikan kejelasan visual dan untuk membuat setiap kerangka berada pada halaman yang sama. Visual yang dibuat tidak perlu berupa hasil karya seni. Berhati-hatilah ketika memilih rincian yang Anda pilih untuk storyboard Anda. Anda pasti tidak ingin membuat penonton berhenti menginterpretasikan ilustrasi Anda sehingga membuat mereka melihat gambar yang lebih besar.  Storyboard yang baik akan mudah dipahami oleh setiap orang yang melihatnya. Seorang sutradara, juru kamera, pemilih adegan, atau bahkan orang yang mengatur properti mungkin meminta storyboard sebagai referensi, panduan, dan arahan.
4) Tulislah deskripsi pada setiap kolom yang akan ditunjukkan. Sekarang jika Anda telah menentukan adegan utama yang ingin ditunjukkan, pikirkan lah mengenai bagaimana caranya menggambarkan setiap adegan pada setiap ilustrasi. Lihatlah shot list Anda dan tulis lah deskripsi masing-masing bagian terpenting dari setiap adegan. Hal ini akan membantu Anda menentukan apa yang seharusnya digambarkan pada storyboard Anda.  Contohnya, Anda mungkin ingin setiap adegan kecil menggambarkan percakapan antara dua karakter utama. Apa yang diperlukan untuk menyampaikan gambar
ini? Apakah karakter tersebut bertengkar, atau tersenyum, atau maju pada tujuan akhir? Adegan seperti itu seharusnya ada dalam setiap gambar.  Pikirkan mengenai latar belakang karena latar belakang pun penting untuk diperhatikan. Penting kah untuk memiliki pemandangan tertentu pada latar belakang di belakang pemain?  2. MEMBUAT DESAIN STORYBOARD
1) Pilihlah media apa yang akan digunakan untuk membuat template anda. Anda dapat menggambar sendiri template storyboard dengan cara membagi papan poster menjadi bingkai kosong dengan ukuran yang sama menggunakan pensil dan penggaris. Susunan nya pun harus terlihat sama dengan buku komik yang menggunakan kolom persegi panjang untuk menunjukkan bagaimana adegan akan terlihat di layar. Jika Anda ingin memilih, Anda dapat menggunakan Adobe Illustrator, storyboardthat.com, Microsoft PowerPoint, Amazon's Storyteller, atau inDesign untuk membuat template storyboard dalam bentuk vertikal maupun horizontal.  Ukuran kolom seharusnya digambarkan dalam perbandingan aspek yang sama seperti video yang sudah selesai, contohnya 4:3 untuk layar TV atau 16:9 untuk fitur layar film. Anda dapat membeli lembar dokumen khusus dengan dimensi ini.[2]
 Template storyboard untuk iklan seharusnya berbentuk bingkai empat persegi panjang dimana Anda akan memasukkan visualnya. Jika Anda ingin memasukkan keterangan, pastikan ada celah dimana Anda dapat menulis deskripsi video. Seharusnya ada juga kolom untuk audio dimana Anda dapat memasukkan dialog dan suara atau musik.  Jika Anda membuat storyboard untuk lebih dari satu video, Anda perlu memiliki Wacom™ tablet yang bagus agar Anda dapat memasukkan nya langsung ke dalam Photoshop.  Jika Anda tidak ingin membuat desain gambar, Anda dapat menyewa artist (seniman) untuk menggambarkan desain gambar. Anda perlu mendeskripsikan apa yang terjadi pada setiap kerangka dan memberikan artis tersebut naskah tertulis untuk dikerjakan. Ia akan memberikan Anda kerangka ilustrasi hitam-putih atau berwarna yang dapat Anda scan.
2) Buatlah sketsa dari gambar anda. Mulailah membuat adegan dengan cara menggambarkan sketsa yang Anda buat ke dalam template yang ada. Sketsa ini hanya lah konsep kasar, sehingga Anda tidak perlu membuatnya dengan sempurna. Jika Anda membuat sketsa dari setiap adegan, tambahkan lah sketsa tersebut dengan elemen-elemen selanjutnya, hapus dan gambar kembali sesering mungkin:  Komposisi (pencahayaan, latar depan/latar belakang, palet warna, dll.)  Dari sudut mana kamera mengambil gambar (tinggi atau rendah)  Jenis pengambilan film /shot (wide shots, close-ups, over-the-shoulder shots, tracking shots, dll.)[3]  Properti (objek dalam kerangka)
 Aktor (orang-orang, binatang, kartun yang sedang berbicara, dll)  Efek khusus
3) Tambahkan informasi lainnya. Di sebelah atau di bawah setiap kolom, masukkan deskripsi mengenai apa yang terjadi pada setiap adegan.[4]Masukkan pula dialog yang terjadi. Tambahkan informasi mengenai seberapa lama waktu pengambilan adegan. Lalu, berikan nomor pada setiap kolom yang ada agar mudah dijadikan sebagai referensi ketika Anda mendiskusikan storyboard dengan yang lainnya.
4) Selesaikan storyboard. Ketika Anda telah selesai membuat poin utama dan menyelesaikan pembuatan desain untuk setiap kerangka, lihatlah kembali pekerjaan Anda dan Buatlah perubahan akhir. Pastikan bahwa setiap kolom menggambarkan tindakan yang ingin Anda gambarkan. Lihat kembali deskripsi dan dialog jika dibutuhkan. Akan jauh lebih baik jika ada orang lain yang melihat storyboard yang Anda buat untuk memastikan bahwa storyboard tersebut berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.[5]  Pertimbangkan mengenai penambahan warna. Jika Anda membuat storyboard untuk iklan, penambahan warna akan membantu ide Anda untuk terus berkembang.  Ingatlah bahwa tidak begitu penting untuk membuat gambar yang realis atau yang sempurna. Tergantung pada penglihatan penonton, gambar tongkat sederhana pun mungkin sudah cukup. Pada kebanyakan kasus, storyboard tidak perlu sempurna, storyboard hanya perlu masuk akal agar dapat diterima oleh tim Anda.
3. PERBAIKI STORYBOARD ANDA 1) Berpikirlah dalam 3 poin perspektif. Ketika ilustrasi storyboard Anda tidak terlihat seperti storyboard yang dibuat oleh seniman profesional, ada beberapa trik seniman yang Anda dapat gunakan untuk membuat gambar Anda terlihat lebih seperti adegan film. Memang hal ini tidak wajib, namun hal ini dapat membantu orang-orang yang bekerja dengan Anda untuk memvisualisasikan pengambilan gambar dengan lebih jelas.[6]  Daripada Anda menggambar seluruh karakter seolah-olah mereka berdiri pada garis horizontal yang sama, lebih baik Anda meletakkannya dalam sebuah perspektif. Berdirilah sedikit jauh dari kamera dan berdirilah lebih dekat. Gambar yang lebih jauh dari kamera harus terlihat lebih kecil dengan kaki mereka lebih tinggi, dan gambar yang lebih dekat dengan kamera harus terlihat lebih besar dengan kaki mereka lebih rendah.  Ketika Anda harus mengadaptasi storyboard ke dalam film, Anda harus memikirkan bagaimana caranya mengatur pengambilan gambar.
2) Berikan alasan ketika anda memotong pengambilan gambar. Jika Anda membuat storyboard film, pikirkanlah alasan mengapa Anda membuat setiap potongan menjadi pengambilan gambar baru. Memajukan cerita bukan berarti loncat pada poin jalan cerita selanjutnya; Anda perlu memberikan alasan mengapa karakter tersebut melakukan apa yang mereka lakukan. Memberikan alasan dibalik pemotongan pengambilan gambar akan membantu Anda menemukan cara bagaimana membangun ketegangan dan tetap menjaga cerita berlanjut ketika membuat film tersebut.  Contohnya, jika Anda ingin memotong satu adegan dengan yang lainnya, pastikan karakter dalam adegan pertama tetap maju mendekati pintu karena mereka mendengar sebuah suara.  Hal ini membantu cerita Anda untuk tetap berlanjut dan membuat penonton untuk tetap tertarik.
3) Biarkan storyboard anda berlanjut seperti apa adanya. Storyboard Anda dapat menjadi alat yang bagus untuk dimiliki ketika Anda mengatur pengambilan gambar dan menyutradarai film Anda. Namun, terlalu bergantung pada storyboard Anda pun dapat membuat film Anda menjadi terlalu terbatasi. Jika Anda membuat film, Anda terbatas untuk tidak membuat gambar yang sebelumnya tidak Anda pikirkan. Biarkan diri Anda melintas dari storyboard, atau setidaknya membetulkannya, sehingga proses pembuatan film dapat lebih terorganisir.[7]  Tetaplah menerima masukan orang lain, terutama jika Anda bekerja dengan regu kerja yang ahli dalam bidang perfilman. Storyboard dibuat untuk diperbaiki dan diubah. Selain itu, storyboard pun dapat dikembangkan dengan ide yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan oleh Anda.  Banyak sutradara film memiliki gaya berbeda dalam menulis storyboard. Beberapa diantaranya membuat storyboard dengan amat teliti, dan beberapa diantaranya menggunakan storyboard sebagai panduan yang tidak begitu wajib untuk digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar